Senin, 31 Juli 2017

"MAYORAN" tradisi unik Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Genuksuran Purwodadi



Pondok pesantren memiliki tradisi yang mungkin tidak bisa ditemukan di tempat lainya, di antaranya adalah, sowan kyai, ngerowot, jajan, setoran,sorogan dan makan bareng.
Tradisi makan bareng di pondok pesantren memiliki nama yang berbeda tergantung daerah mana pondok itu berasal. Didunia pondok pesantren khususnya pondok salaf, mayoran adalah tradisi makan bersama yang biasa digelar pada hari-hari libur, misalnya malam jum'at atau ketika penutupan kegiatan pondok pesantren saat ujian semester telah berakhir.

Hal ini juga terjadi di pondok Pesantren Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Genuksuran Purwodadi. Dimana tradisi makan bersama ini terjadi bukan hanya dalam ruangan, tapi juga sampai di ruang terbuka. Tradisi ini memang terjadi hampir di semua pesantren. Dikutip dari laman alasantri, pada umumnya mayoran digelar oleh sekawanan santri yang tinggal di kamar/asrama yang sama. Mereka bermusyawarah untuk menentukan menu, besaran uang iuran dan tugas yang dilakukan oleh masing-masing personel. Dimulai dari belanja bahan makanan yang akan dimasak,dan tentu saja tugas memasak. 


Terlihat sederhana tapi bermakna
Makan bareng ala anak pesantren ini tidak pernah pilih-pilih soal menu makanan dan minuman, karena tujuannya hanyalah kebersamaan. Malah pada umumnya kegiatan makan bersama ini memilih menu yang sederhana, seperti sayur kangkung atau pecel terong. Kendati demikian ada juga sekawanan santri yang memilih menu sedikit istimewa, misalnya ayam, lele dan daging. Namun menu istimewa ini umumnya hanya dimasak saat tasyakuran kelulusan atau kenaikan kelas. Meskipun menu yang dimasak sangat sederhana dan kokinya adalah koki dadakan, namun santri tetap makan dengan sangat lahap sampai jarang ada makanan yang tersisa. Mereka merasakan kenikmatan hidangan bukan dari sayur atau lauknya, melainkan dari kebersamaannya. 

Hal ini menjadi semacam pesta paling mewah di pondok pesantren. Walaupun terlihat hanya sekedar ngumpul bareng untuk makan bersama, kegiatan mayoran ini memiliki banyak manfaat untuk para santri. Diantaranya: 
1. Melepas kepenatan Dalam keseharianya para santri selalu memiliki aktifitas yang padat sehingga dituntut untuk disiplin mengatur waktu. Nah dengan menggelar mayoran setelah acara makan-makan selesai, santri bisa melepas kepenatan bersama teman-temanya, tertawa, bercanda, bercerita tentang kejadian-kejadian lucu di sekolah dan sebagainya. 
2. Meningkatkan kesederhanaan , Mayoran yang di lakukan dengan memasak menu makan dan minum seadanya mengajarkan santri akan pentingnya hidup dalam kesederhanaan. Makan bareng ala pesantren tidak mengenal istilah potong tumpeng, kalaupun ada paling-paling hanya memotong mendoan. Itulah kenapa kita tidak pernah mendengar ada tawuran santri antar pondok pesantren. 
3. Mengajarkan betapa indah kebersamaan Mayoran merupakan pelengkap dari kebersamaan yang ada di pondok pesantren, seperti ro'an bersama, belajar bersama, tidur bersama dsb.

Dengan mayoran santri akan belajar untuk mencintai kerukunan dan kesederhanaan. Itulah kenapa kita tidak pernah mendengar ada tawuran santri antar pondok pesantren. Seiring perkembangan zaman, mayoran bukan lagi cuma milik komunitas santri. Namun kegiatan semacam ini diyakini berasal dari pondok pesantren, dengan bukti bahwa golongan pesantren, adalah golongan yang paling sering menggelar acara tersebut.
A.ajha

Video Khoul Al Habib Muhammad Sahli Tahun 2017



 

SUASANA MENJELANG HAUL PP HIDAYATUL MUBTADIIN GENUKSURAN PURWODADI 2017 BERSAMA KH. MARZUKI MUSTAMAR

01 MAULID SIMTHUDDUROR Group Hadroh Kanzus Sholawat bersama YIK FAQIH 1

02 MAULID SIMTHUDDUROR Group Hadroh Kanzus Sholawat bersama YIK FAQIH 1

03 MAULID SIMTHUDDUROR Group Hadroh Kanzus Sholawat bersama YIK FAQIH 1

04 MAULID SIMTHUDDUROR Group Hadroh Kanzus Sholawat bersama YIK FAQIH 1 

PENGAJIAN KH. MARZUKI MUSTAMAR Dari Malang (HAUL M2PHM 2017) Part 1 

PENGAJIAN KH. MARZUKI MUSTAMAR Dari Malang (HAUL M2PHM 2017) Part 2

 
Abah Yai Habib Ahmad Wan fadlil sahli foto bersama dengan KH. Marzuki Mustamar dari Malang

Keluarga KH. Marzuki Mustamar foto bersama dengan Bu Nyai Umi Kalsum

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Genuksuran Purwodadi Kembangkan Beragam Unit Usaha



Menjadi santri di pondok pesantren sering dibayangkan hanya berkutat dengan ilmu agama dan kegiatan mengaji dari pagi hingga malam hari.

Namun di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Genuksuran Purwodadi, para santri tidak hanya diajari mengaji ataupun belajar ilmu agama, sebaliknya mereka dibina dengan kemampuan usaha kecil menengah. mulai ternak, pertanian bahkan sampai usaha digital printing.

Di Pesantren yang didirikan oleh Habib Ahmad Wan fadlil sahli Azmatkhon Al Husyaini ini, total ada sekitar kurang lebih 300 santri yang menimba ilmu. Terdiri atas 100 santriwati dan 200 santriwan. Ribuan santri itulah yang kemudian menggerakkan roda ekonomi pesantren dengan memanfaatkan koperasi pesantren yang didirikan bersamaan dengan berdirinya ponpes. 

Dalam bidang usaha tersebut, pihak pondok mempercayakan pada santri dibantu warga sekitar. Dalam setiap bidang usaha yang dijalankan, selalu memberdayakan santri, alumni, maupun warga sekitar. Dan Keuntungan dari usaha tersebut digunakan untuk operasional Pondok dan Yayasan

Selain peternakan, bidang usaha pertanian juga dirambah oleh pihak pondok. diantaranya budidaya bawang merah, cabe, kacang hijau dan saat ini mengembangkan padi organik. Saat ini hasil panen dari pertanian dikonsumsi di internal pondok,dan dijual dilingkungan sekitar pondok.

Tidak cukup sampai disitu, pihak pondok juga memiliki PAMPP (Perusahaan Air Minum Pondok Pesantren) Makmur Jaya , dari situ semua santri memenuhi kebutuhan minum, masak, dan mandi,dll, tidak cuma santri, warga sekitar pondok juga memanfaatkan PAMPP dengan tarif murah, yaitu sebesar Rp. 3.000 M3.


Usaha lainnya yang sejak awal juga dirambah adalah koperasi pondok pesantren (kopontren). Selain simpan pinjam, di koperasi tersebut juga digerakkan unit usaha lainnya. Seperti toko yang menjual segala kebutuhan santri, percetakan, foto kopi dan ATK (alat tulis kantor), jual beli kitab sampai kantin pondok.



Saat ini pihak pondok juga mulai merambah bidang usaha lain yakni digital printing. Kebetulan sampai saat ini sudah memiliki mesin cetak indoor & outdoor sendiri. bahkan mulai bersaing dengan usaha digital printing lain di Kab. Grobogan yang lebih dulu berdirinya.

Segala unit usaha yang ada di dalam pondok juga memberdayakan santri . Yang intinya digunakan untuk kemajuan pondok pesantren. Prinsipnya dari santri kembali ke santri.

Galeri

Papan Nama Pon-Pes
Santri Selalu Diajarkan untuk mengantri.

Habib Ahmad Wan Fadlil & Habib Umar Muthohar
Acara Lomba Akhirusanah

Acara Lomba Akhirusanah

Absensi Jama'ah berbasis Finger Print

Acara Khithobah Malam Jum'at

Acara Khithobah Malam Jum'at

Foto Gedung Pon-Pes


Foto Gedung Pon-Pes

Haflah Akhirussanah

Haflah Akhirussanah

Santunan Yatim Piatu

Jalan sehat

Jalan sehat
Koperasi Pondok
Foto Gedung Pon-Pes

Kegiatan Qurban

Kegiatan Qurban

Mesin cetak Outdoor

Mesin cetak Indoor

Mesin cetak Indoor

Mesin fotocopy pondok

PAM Makmur Jaya